Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Rabu, 17 Juni 2015

Pengalaman kami ke Gunung Papandayan, Jawa Barat

Pada saat kami sedang mengobrol-ngobrol di kampus kami memikirkan untuk mendaki gunung dan teman kami Afif mengatakan "ayo kita ke gunung papandayan saja"dan serentak saja kami yaitu Hendar, Sanry ,dan Akbar mengatakan ayo kita kesana, dan kami pun mulai merencanakan hari untuk pergi kesana dan beberapa minggu kemudian kami pergi kesana pada tanggal 3- Januari -2015 pada tepatnya hari sabtu.
Kita kesana hanya ber-4 orang yaitu Afif, Hendar, Sanry, dan Akbar, kami kesana dengan menaiki kereta dari stasiun senen hingga ke jawa barat, lalu sesampainya kami di stasiun jawa barat kami mengeteng kendaraan yg menuju ke gunung papandayan dengan menempuh waktu yg cukup lama karena macet maklum hari sabtu jalanan jadi macet, akhirnya kami tiba juga di pintu masuk gunung papandayan yg indah pada siang hari dan kami mulai mempersiapkan diri untuk menaiki gunung tersebut dengan semangat yg membara kami terus menaiki gunung papandayan tersebut, saat mulai 2 jam-an Akbar mulai lelah dan dia meminta untuk istirahat dan kami mulai istirahat sejenak kami pun masih jauh sekali untuk ke puncaknya selang beberapa menit akhirnya kami mulai menaikinya lagi hingga matahari terbenam hingga kami untuk memutuskan untuk istirahat lagi untuk makan malam dan tidur disaat mulai menjelang subuh tiba-tiba Hendar badannya menggigil akibat dia kedinginan oleh dinginnya gunung papandayan dan kami membantu Hendar untuk dia tidak kedingan dengan cara memberi dia selimut dan bawa dia ke tampat kami bakar ranting-ranting pohon yg kami bakar untuk menghangatkan tubuh kami akhirnya subuh pun tiba kami pun solat subuh berjamaah dengan di imamin oleh Sanry selekas abis solat subuh kami siap-siap untuk mendaki lagi dengan semangat yg membara kami mulai merasakan udara segar dari gunung papandayan yg sangat sejuk sekali hingga pikiran dan hati kami sangat senang, matahari-pun mulai terbit dan kami melihat matahari yg sangat indah sekali disaat terbit di gunung papandayan dan tidak terasa kami baru sampa di tengah badan gunung papandayan, beberapa jam kami lewati dengan mendaki terus gunung papandayan disaat teman kami menengok ke belakang yaitu Afif dia melihat Akbar terjatuh karena dia lelah hingga kami memutuskan untuk beristirahat lagi dan mengobati luka-lukanya si Akbar sampai 45 menit akhirnya kita jalan lagi dan Sanry bilang "bar kalo cape bilang jangan kaya gitu lagi" dengan serentak Apip dan Hendar bilang "bener bar bilang kalo cape", sebelum mendaki lagi kami baca doa untuk tidak terjadi yg buruk kepada kami, dan kami mulai mendaki dibawah sinar matahari yg sangat menyinari jalan kami untuk mencapai ke puncak gunung papandayan selang beberapa jam pun akhirnya kami tiba di puncak gunung papandayan dengan keringat yg membasahi tubuh kami sesampainya kami di puncak gunung papandayan kami solat dzuhur berjamaah mengucapkan sukur kepada maha kuasa atas nikmatnya memberi keindahan alam gunung papandayan kepada kami.
So seru kan guys pengalaman kami ke gunung papandayannya? dan kami berencana untuk pergi ke gunung rinjani loh tapi itu cuman rencana haha, maaf atas segala kata yg salah salah yah.
-Salam Lestari
Read more

Minggu, 14 Juni 2015

10. Gunung Ijen, Jawa Timur


Gunung Ijen adalah gunung api yang masih aktif yang terletak di kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung ini tercatat pernah meletus sebanyak empat kali yakni pada 1796, 1817, 1913, dan 1936.

Gunung Ijen paling terkenal dengan kawahnya. Kawah Ijen adalah danau kawah terbesar di dunia. Kawah tersebut memiliki kedalaman 200 meter dan 5466 Hektar dan pengelolaan kawah Ijen tersebut masuk dalam Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Bondowoso.

Gunung Ijen sendiri berada di kawasan Wisata Kawah Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso.
Gunung ini berada 2.368 meter di atas permukaan laut dimana puncaknya merupakan rentetan gunung api di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru dan Merapi.

Kawah Ijen merupakan tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang masih menggunakan cara tradisional. Ijen memiliki sumber sublimat belerang yang seakan tidak pernah habis dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri kimia dan penjernih gula.

Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia dengan dinding kaldera setinggi 300-500 meter dan luas kawahnya mencapai 5.466 hektar. Kawah di tengah kaldera tersebut merupakan yang terluas di Pulau Jawa dengan ukuran 20 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter. Kawah tersebut terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.

Kawah Ijen terkenal dengan api abadi-nya. Jika kita ingin melihat api abadi gunung Ijen kita harus siap-siap melakukan pendakian pada pagi hari sekali. Hal tersebut dikarenakan api biru hanya terlihat pada dini hari saja.
blue fire api abadiBlue Fire “Api Abadi”
INFO: Agar bisa melihat api abadi gunung Ijen pendakian dilakukan sekitar pukul 02.00-02.30 WIB.
INFORMASI TENTANG GUNUNG IJEN
Nama: Gunung Ijen
Pengelola: Cagar Alam Taman Wisata Ijen
Ketinggian: 2.443 mdpl
Lokasi: Banyuwangi
Jalur pendakian: Banyuwangi, Bondowoso
Letusan terakhir: 1999
TIPS PENDAKIAN
  1. Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
  2. Latihan fisik sebelum hari H
  3. Pakai pakaian pendaki gunung atau pakaian yang hangat
  4. Jangan sepelekan keselamatan. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
  5. Untuk pendakian Ijen kita bisa naik pagi dini hari pukul 02.00 untuk bisa melihat api abadi dan sunrise
Read more

9. Gunung Prau, Jawa Tengah


Gunung Prau (2.565 mdpl) terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung Prau terletak pada koordinat 7°11′13″LU 109°55′22″BT. Gunung Prau merupakan tapal batas antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Wonosobo.
Puncak Gunung Prau merupakan padang rumput luas yang memanjang dari barat ke timur. Bukit-bukit kecil dan sabana dengan sedikit pepohonan dapat kita jumpai di puncak. Gunung Prau merupakan puncak tertinggi di kawasan Dataran Tinggi Dieng, dengan beberapa puncak yang lebih rendah di sekitarnya, antara lain Gunung Sipandu, Gunung Pangamun-amun, dan Gunung Juranggrawah.

Gunung ini memiliki kawasan hutan yang masih asri, indah dan terjaga. Di dalamnya terdapat berbagai tumbuhan seperti Kantong Semar, aneka tumbuhan paku dan satwa. Sedangkan di sisi Kabupaten Wonosobo, terdapat berbagai peninggalan masa lalu berupa candi.

Akses menuju ke Gunung Prau
Pos pendakian gunung prau terletak di dekat gunung wisata dieng. Untuk mencapai daerah wisata dieng ini dapat digunakan bus berukuran sedang (biasa disebut engkel) dari daerah wonosobo. Biaya untuk satu orang naik bus dari wonosobo sampai daerah wisata dieng adalah 10.000 rupiah. Daerah wonosobo sendiri dapat di capai menggunakan bus antar kota. Sedangkan untuk akses menggunakan kereta api, stasiun terdekat sesuai jarak adalah stasiun kereta api Kutoarjo. Saya dan teman-teman saya dari jakarta memutuskan untuk menggunakan akses kereta.
Jika menggunakan akses kereta ke kutoarjo maka yang harus dilakukan adalah :
1. Turun di sta Kutoarjo
2. Naik angkot jurusan A (kuning merah) , turun di Plaza Purworejo @5.000 rupiah
3. Naik Engkel jurusan Purworejo – Wonosobo, turun di kauman, tempat oper bis ke dieng @25.000 rupiah, (tanpa nawar).
4. Dari Wonosobo naik Engkel ke dieng @10.000
Perjalanan traffic lancar menggunakan angkutan umum tsb dari sta Kutoarjo ke Dieng memakan waktu total 3,5 jam.

Daerah Wisata Dieng
Umumnya pendaki turun gunung sebelum hari siang, antara pukul 8 sd 10 pagi. Naik gunung setelah tengah hari/menjelang sore mungkin akan dapat memperlancar perjalanan karena tidak antri dengan pendaki yang turun untuk melewati jalur pendakian.
Sebelum naik gunung kita dapat terlebih dahulu menikmati daerah wisata dieng. Karena pukul 10.00 wib kami sampai di Dieng. Kami memutuskan untuk melihat candi Arjuna dan Kawah sikidang. Kompleks candi arjuna merupakan kompleks candi hindu yang terdiri dari beberapa bangunan candi kecil, sedangkan Kawah sikidang merupakan kawah vulkanik yang cukup besar, mengeluarkan asap menyengat dan kawahnya dapat dilihat bergolak samar-samar di balik asap putihnya.

Legenda Kawah Sikidang
Terjadinya kawah sikidang berlatar belakang kisah pra pernikahan antara pangeran Kidang Garungan dan Putri Shinta Dewi.
Pada jaman dahulu kala di dataran tinggi dieng ada seorang putri yang cantik jelita, bernama Shinta Dewi. Sang putri terkenal karena kecantikan parasnya. Banyak pangeran melamar sang putri, namun syarat dari sang putri berupa harta benda yang jumlahnya sangat banyak, tidak dapat disanggupi oleh para pangeran pelamarnya.
Pangeran Kidang Garungan adalah pangeran yang kaya raya, bertubuh tinggi besar, dan memiliki kesaktian yang hebat. Utusan sang pangeran datang melamar sang putri dan menyanggupi semua permintaan dari sang putri, maka sang putri yang belum bertemu pangeran tersebut mengiyakan lamarannya. Saat bertemu sang pangeran sang putripun terkejut, ternyata pangeran yang melamarnya, bertubuh manusia namun berkepala kijang.
Sang putri kecewa, hatinya tidak dapat menerima sang pangeran untuk menjadi suaminya. Maka sang putripun mengajukan syarat tambahan, apabila sang pangeran dapat membuat sumur yang besar dan dalam dalam sehari maka barulah sang putri berkenan menikahinya. Sang pangeran menyanggupinya, dengan kesaktiannya dia menggali sumur. Takut sang pangeran berhasil menyelesaikan syaratnya, Dewi Shinta Dewi memutuskan untuk mengubur pangeran Kidang Garungan ketika sedang menggali sumur tsb. Sang ratu bersama tentaranya langsung menimbun dengan cepat sumur tsb. Sang pangeran pun mengerahkan kesaktiannya, kesaktiannya membuat sumur yang tertimbun tanah tesebut meledak. Namun tetap saja sang pangeran tidak dapat keluar karena terus ditimbuni tanah. Sebelum tewas sang pangeran mengutuk keturunan sang putri berambut gembel. Dari cerita inilah terjadi kawah sikidang dan dapat ditemui anak anak berambut gembel di dieng.
Read more

8. Gunung Papandayan, Jawa Barat


Gunung Papandayan. Gunung di Garut, Jawa Barat (7° 19 ′ LS 107° 44′ BT) ini mempunyai ketinggian 2665 meter. Salah satu yang menarik dari gunung Papandayan keberadaan beberapa kawah yang diantaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Masing-masing kawah mengeluarkan uap dari dalamnya. Saat mendaki, Anda bisa menikmati pemandangan padang Edelweiss yang luar biasa cantik.
Obyek-obyek lain yang kerap menarik minat pengunjung adalah Blok Pondok Saladah (areal padang rumput seluas 8 ha) dan Sumber Air Panas.

Secara keseluruhan, luas kawasan objek wisata terkenal di Garut ini mencapai 7.132 hektar dimana terdiri dari cagar alam dan taman wisata alam, dan yang menjadi daya tarik utama gunung ini karena kawahnya yang indah, panorama alam sekitarnya yang aduhai, pegunungan, dan wilayah perkemahan.

Kesemua kawasan potensial itu berada di kawasan Taman Wisata Alam. Aktivitas utama yang biasanya dilakukan disini yakni hiking, kegiatan fotografi, trekking, kegiatan rekreasi hutan. Disamping itu, ada juga aktifitas penunjang lainnya yakni penelitian flora dan fauna di cagar alam serta kegiatan untuk piknik dan berkemah anak-anak pramuka di kawasan Taman Wisata Alam.

Taman Wisata Alam memiliki flora yang dominan yaitu Hiur, Puspa, Pasang Hura, Saninten, Jamaju, Sega, Suwagi dan Kiteke. Sedangkan fauna yang dominan yaitu babi hutan, macan kumbang, macan tutul dan burung. Flora langka di Cagar Alam yaitu Saninten dan untuk faunanya rusa, elang Jawa, Lutung dan Surili. Kegiatan konservasi hewan dan tumbuhan dilakukan di Cagar Alam.
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
mbelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di P - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
mbelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di P - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. Pondok Salada – Alun-alun Tegal Alur Dari Pondok Salada jalur setapak mendaki sebuah punggungan yang ada didepan pondok salada, keadaan jalur setapaknya sedikit hancuran banyak batu-batu besar seperti aliran sungai kering. Setelah menyelesaikan etape tanjakan yang cukup curam ini jalan setapak menjadi datar dan kemudian berbelok ke kiri dan kemudian menyusuri punggungan. Hati-hati saat menyusuri pungungan ini karena di sebelah kiri jurang dalam yang berjarak hanya seengah meter dari jalan setapak. Tak lama setelah keluar dari kawasan hutan yang tidak begitu lebat, kita akan sampai disebuah alun-alun yang cukup besar. Yang dikenal dengan nama Alu-alun Tegal Alur, di bagian ujung dari alun-alun ini (di hitung dari tempat kita muncul) ada sebuah sungai kecil yang mengalir jernih. Sebelum mencapai alun-alun ini terlebih dahulu kita akan melewati sebuah lapangan mirip sebuh kawah mati. Tegal Alur – Puncak Dari tegal Alur jalan setapak menuju arah puncak berada di seberang sungai kecil, jalan setapak yang tiak begitu jelas ini kemudian membelok kearah kanan memasukui hutan, Hati-hati saat berada di kawasan ini mungkin karena jalur ini jarang di tempuh sehingga terkadang jalur jalansetapaknya tiba-tiba menghilang tapi jika jeli kita akan banyak menemukan string line atau ikatan tali raffia berwarna merah dan bitu yang di ikatkan pada ranting pohon sebagai penanda jalan. Dikawasan puncak Gunung Papandayan tidak banyak yang bisa dinikmati selain pemandangan kawah. Dipuncak ini tidak ada tiang trianggulasi nya atau tiang penunjuk ketinggian. Tidak ada tanda selain saat sampai di puncak gunung ini jalan setapak seterusnya akan menurun. Jika anda membawa altimeter atau GPS makan akan mudah menentukan puncaknya. Puncak gunung ini hanya pelataran kecil saja dan tersamar dengan jalan setapak yang membelahnya. Puncak – Parkiran Dari puncak jalan setapak kemudian menurun, lama-kelamaan jalan setapaknya turun curam mengikuti gigiran punggungan puncak hati-hati dengan langkah anda karena disebelah kiri jurang menganga kea rah kawasan kawah. Jalan setapak di kawasan ini banyak ditumbuhi oleh rimbunnya tumbuhan dan pohon yang banyak ranting-ranting an dahan yang menjorok hinga ketanah sehingga saat melewati etape ini kita harus membungkuk dan terkadang merangkak. Dari puncak ke parkiran butuh waktu sekitar tiga jam dan kita akan muncul di bagian belakang parkiran ada sebuah sungai yang mengalir dan airnya jernih Perijinan Tidak susah hanya saat memasuki kawasan anda dikenakan retribusi Rp.3.000,- per orangnya. Untuk kendaraan jika anda membawa kendaraan dan menginap anda bisa memberikan uang jasa menjaga kendaraan pada tukang pakirnya. TEMPAT-TEMPAT MENARIK Dikawasan gunung Papandayan ini ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi yaitu: Kawasan Kawah Kawasan kawah ini cukup menarik di telusuri namun anda harus hati-hati, dibeberapa temat ada Lumpur belerang yang sangat baik untuk penyakit kulit. Alun-alun Pondok Salada Di alun-alun ini dulunya sebelum letusan tahun 2002 banyak terdapat bunga abadi edelweiss tapi setelah letusan bunga tersebut hingga saat ini belum tumbuh lagi, namun Susana dikawasan ini dan bentangan alamnya sangat menarik untuk dinikmati. Alun-alun Tegal Alur Tegal Alur sebuh alun-alun yang cukup besar dari sini kita bisa mengedarkan pandangan kearah kawah dan puncak terlihat jelas juga dari sini. Tambahan Jangan memulai pendakian pada sore hari, selain berkabut, asap dari kawah volumenya banyak, dan sangat membahayakan pernapasan. Kalau pendakian dilakukan tanpa membangun tenda, bawa saja minuman dan makanan secukupnya, selebihnya tinggalkan di Pos Informasi, sampai puncak langsung turun. Kalau mau bermalam, ada baiknya di Pondok Salada, jadi menuju puncak tidak perlu membawa banyak barang. Kendaraan dari Terminal Guntur menuju Desa Cisurupan ada setiap waktu, namun sangat direkomendasikan sampai Garut sebelum sore hari, kendaraan mudah harga murah. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. Pondok Salada – Alun-alun Tegal Alur Dari Pondok Salada jalur setapak mendaki sebuah punggungan yang ada didepan pondok salada, keadaan jalur setapaknya sedikit hancuran banyak batu-batu besar seperti aliran sungai kering. Setelah menyelesaikan etape tanjakan yang cukup curam ini jalan setapak menjadi datar dan kemudian berbelok ke kiri dan kemudian menyusuri punggungan. Hati-hati saat menyusuri pungungan ini karena di sebelah kiri jurang dalam yang berjarak hanya seengah meter dari jalan setapak. Tak lama setelah keluar dari kawasan hutan yang tidak begitu lebat, kita akan sampai disebuah alun-alun yang cukup besar. Yang dikenal dengan nama Alu-alun Tegal Alur, di bagian ujung dari alun-alun ini (di hitung dari tempat kita muncul) ada sebuah sungai kecil yang mengalir jernih. Sebelum mencapai alun-alun ini terlebih dahulu kita akan melewati sebuah lapangan mirip sebuh kawah mati. Tegal Alur – Puncak Dari tegal Alur jalan setapak menuju arah puncak berada di seberang sungai kecil, jalan setapak yang tiak begitu jelas ini kemudian membelok kearah kanan memasukui hutan, Hati-hati saat berada di kawasan ini mungkin karena jalur ini jarang di tempuh sehingga terkadang jalur jalansetapaknya tiba-tiba menghilang tapi jika jeli kita akan banyak menemukan string line atau ikatan tali raffia berwarna merah dan bitu yang di ikatkan pada ranting pohon sebagai penanda jalan. Dikawasan puncak Gunung Papandayan tidak banyak yang bisa dinikmati selain pemandangan kawah. Dipuncak ini tidak ada tiang trianggulasi nya atau tiang penunjuk ketinggian. Tidak ada tanda selain saat sampai di puncak gunung ini jalan setapak seterusnya akan menurun. Jika anda membawa altimeter atau GPS makan akan mudah menentukan puncaknya. Puncak gunung ini hanya pelataran kecil saja dan tersamar dengan jalan setapak yang membelahnya. Puncak – Parkiran Dari puncak jalan setapak kemudian menurun, lama-kelamaan jalan setapaknya turun curam mengikuti gigiran punggungan puncak hati-hati dengan langkah anda karena disebelah kiri jurang menganga kea rah kawasan kawah. Jalan setapak di kawasan ini banyak ditumbuhi oleh rimbunnya tumbuhan dan pohon yang banyak ranting-ranting an dahan yang menjorok hinga ketanah sehingga saat melewati etape ini kita harus membungkuk dan terkadang merangkak. Dari puncak ke parkiran butuh waktu sekitar tiga jam dan kita akan muncul di bagian belakang parkiran ada sebuah sungai yang mengalir dan airnya jernih Perijinan Tidak susah hanya saat memasuki kawasan anda dikenakan retribusi Rp.3.000,- per orangnya. Untuk kendaraan jika anda membawa kendaraan dan menginap anda bisa memberikan uang jasa menjaga kendaraan pada tukang pakirnya. TEMPAT-TEMPAT MENARIK Dikawasan gunung Papandayan ini ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi yaitu: Kawasan Kawah Kawasan kawah ini cukup menarik di telusuri namun anda harus hati-hati, dibeberapa temat ada Lumpur belerang yang sangat baik untuk penyakit kulit. Alun-alun Pondok Salada Di alun-alun ini dulunya sebelum letusan tahun 2002 banyak terdapat bunga abadi edelweiss tapi setelah letusan bunga tersebut hingga saat ini belum tumbuh lagi, namun Susana dikawasan ini dan bentangan alamnya sangat menarik untuk dinikmati. Alun-alun Tegal Alur Tegal Alur sebuh alun-alun yang cukup besar dari sini kita bisa mengedarkan pandangan kearah kawah dan puncak terlihat jelas juga dari sini. Tambahan Jangan memulai pendakian pada sore hari, selain berkabut, asap dari kawah volumenya banyak, dan sangat membahayakan pernapasan. Kalau pendakian dilakukan tanpa membangun tenda, bawa saja minuman dan makanan secukupnya, selebihnya tinggalkan di Pos Informasi, sampai puncak langsung turun. Kalau mau bermalam, ada baiknya di Pondok Salada, jadi menuju puncak tidak perlu membawa banyak barang. Kendaraan dari Terminal Guntur menuju Desa Cisurupan ada setiap waktu, namun sangat direkomendasikan sampai Garut sebelum sore hari, kendaraan mudah harga murah. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdu
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
JALUR TREKKING KE PUNCAK Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.any93UN2.dpuf

Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
Read more

Sabtu, 13 Juni 2015

7. Gunung Kelimutu, Nusa Tenggara Timur

Danau Kelimutu
Gunung Kelimutu merupakan gunung berapi di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Gunung setinggi 1.639 meter dpl ini berada di koordinat 8° 77′ LS dan 121° 82′ BT.
Keunikan yang menjadi daya tarik di gunung ini adalah keberaan danau Kelimutu atau yang dikenal juga sebagai danau Tiga Warna. Danau seluas 1.051.000 meter persegi ini sebenarnya terdiri atas tiga danau yang masing-masing dipisah oleh dinding kawah yang terjal dan tipis. Uniknya masing-masing danau memiliki warna yang berbeda-beda.

Kata kelimutu sendiri merupakan kata yang berasal dari gabungan antara kata “Keli” yang memiliki arti gunung dan kata “Mutu” yang memiliki arti mendidih. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, warna-warna air danau yang berubah-ubah memiliki arti sendiri-sendiri. Gunung Kelimutu (Danau Tiga Warna Kelimutu) sendiri dibagi atas tiga bagian yang disesuaikan dengan warna-warna airnya yakni Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, Tiwu Ata Polo, dan Tiwu Ata Mbupu.

Tiwu Nuwa Muri Koo Fai atau danau kelimutu yang memiliki warna biru merupakan tempat berkumpulnya Jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Tiwu ata Polo atau danau yang berwarna merah merupakan tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang telah meninggal yang selama hidupnya selalu melakukan kejahatan. Dan yang terakhir adalah Tiwu ata Mbupu yakni danau berwarna putih merupakan tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang meninggal pada usia tua. Selain itu, masyarakat sekitar juga percaya jika danau tersebut merupakan danau keramat yang dapat memberikan kesuburan. Oleh karena itu sering diadakan upacara adat di tempat ini yang berupa pemberian hasil bumi kepada arwah-arwah penghuni danau ini.

Pada awalnya gunung ini ditemukan oleh Van Such telen yang merupakan orang Lio, warga negara Bapak Belanda Mama Lio. Danau ini ditemukan di tahun 1915. Keindahan danau kelimutu sendiri semakin dikenal oleh masyarakat luas setelah Y. Bouman menjelaskan secara gamblang dalam tulisannya di tahun 1929 silam. Dan sejak saat itulah banyak wisatawan asing yang berbondong-bondong mengunjungi tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat ini. tujuan mereka datang ke tempat ini adalah bukan hanya karena keindahan alamnya namun juga karena ingin melakukan penelitian terkait dengan kejadian alam yang langka tersebut.

Gunung kelimutu ini terletak di Desa Pemo, kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Luas ketiga danau ini diperkirakan mencapai 1.051.000 m2 dengan volume air sebesar 1.292 juta m3. Batas antara danau ini hanya berupa dinding batu yang sangat sempit dan mudah sekali longsor. Ketinggian dindingnya diperkirakan mencapai 50 hingga 150 meter. Untuk dapat sampai di tempat ini, para wisatawan dapat menempuh perjalanan kurang lebih selama 45 menit dari Kota Ende atau sekitar 13 Km dari Kampung Moni. Tarif masuk ke tempat wisata menakjubkan ini masih sangat murah yakni hanya 2000 rupiah saja. Untuk dapat sampai ketempat tujuan anda harus menaiki beberapa anak tangga. Waktu paling baik untuk menikmati pemandangan alam yang amat memesona ini adalah ketika pagi hari.

Selain menawarkan keindahan danaunya, Gunung Kelimutu (Danau Tiga Warna Kelimutu) juga menawarkan keindahan alam lainnya yakni pesona flora dan fauna yang terdapat di sana. di sekitar gunung, para wisatawan dapat menikmati keindahan tumbuh- tumbuhan yang sangat indah seperti pinus, kayu merah, cemara, maupun edelweis. Selain berbagai jenis floranya, di tempat ini juga terdapat beberapa jenis fauna yang bisa dinikmati para pengunjung yakni rusa, ayam hutan, babi hutan, elang, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Untuk saat ini banyak para wisatawan Gunung Kelimutu (Danau Tiga Warna Kelimutu) yang sengaja datang ke tempat ini untuk melakukan trekking. Jalur yang biasanya digunakan untuk memulai wisata trekking ini adalah dimulai dari Desa Moni dengan menggunakan kendaraan sejenis truk dengan jarak kira-kira 13 km agar bisa sampai di bibir danau. Disekitar danau juga terdapat beberapa pondok jaga, tolilet, dan juga tempat berteduh untuk para wisatawan, selain itu ada juga beberapa losmen kecil yang biasanya digunakan oleh para wisatawan yang ingin menginap di tempat ini serta beberapa restoran. Untuk dapat menikmati pemandangan danau yang amat menakjubkan sebaiknya anda datang di bulan Juli dan Agustus.



Read more

6. Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat

sunrise tambora
Gunung Tambora dengan ketinggian hanya 2.851 mdpl (meter di atas permukaan laut) mampu memikat hati para pendaki dengan pesona alamnya yang sangat unik. Lebar kawah Gunung Tambora tujuh kilometer, keliling kawah 16 kilometer, dan kedalaman kawah dari puncak sampai dasar kawah kedalaman 800 meter, sehingga kawah Gunung Tambora terkenal dengan The Greatest Crater in Indonesia (Kawah Terbesar di Indonesia) akibat dari adanya letusan terdahsyat di dunia terkenal dengan The Largest Volcanic Eruption in History. Selain itu keindahan Gunung Tambora lainnya adalah padang pasir luas di sepanjang bibir kawah yang ditumbuhi bunga Edelweiss kerdil sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan jarak masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga adanya keindahan batuan-batuan berlapis dan pada bagian atasnya datar seperti meja menjadikan fenomena alam yang menakjubkan. Ada pula lapisan batuan sepanjang tebing kawah yang berlapis-lapis.

Yang tak bisa dilewatkan adalah keindahan yang bisa dinikmati di puncak Gunung Tambora, dengan pemandangan kawah, lautan, Pulau Satonda, padang pasir luas yang indah. Gunung Tambora termasuk salah satu gunung yang indah di Indonesia, tentunya dengan fenomena alam yang menakjubkan.

Gunung Tambora secara administratif terletak di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, dan secara geografis terletak antara: 8o - 25'LS dan 118o - 00' BT dengan ketinggian antara 0-2.851 mdpl, gunung tersebut merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan Gunung Tambora terbagi menjadi dua lokasi konservasi yaitu: Tambora Utara Wildlife Reserve dengan luas 80.000 hektar dan Tambora Selatan Hunting Park dengan luas 30.000 hektar.

Tambora Utara Wildlife Reserve dengan ketinggian antara 1.000 sampai 2.281 mdpl sebagai kawasan yang penting karena berfungsi sebagai daerah tangkapan air Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, dan sangat berpotensial untuk menjadi tempat wisata karena ciri-ciri geologi-nya sangat berbeda dengan kawasan lainnya. Juga sebagai tempat perlindungan satwa (wildlife sanctuary). Tambora Selatan Hunting Park dengan ketinggian antara 500 sampai 2.820 mdpl sebagai kawasan yang dikelola secara khusus untuk daerah berburu. Kawasan Gunung Tambora sangat kaya dengan kekayaan flora maupun fauna. Jenis-jenis flora yang paling banyak dijumpai, antara lain: alang-alang (Imperata cylindricca), Dendrocnide stimulans, Duabanga molluccana, Eugenia sp, Ixora sp, edelweiss (Anaphalis viscida), perdu, anggrek, jelatan/daun duri. Jenis-jenis fauna yang banyak dijumpai, antara lain: menjangan/rusa timor (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrofa), kera berekor panjang (Macaca fascicularis), lintah (Hirudo medicinalis), agas.

Gunung Tambora termasuk tipe gunung strato vulkanik, gunung tersebut diperkirakan mencapai lebih dari 4.000 mdpl terkenal dengan peristiwa pada tanggal 5 April 1815 letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. Letusan dahsyat gunung tersebut telah menyemburkan materi paling banyak dalam sejarah manusia, diperkirakan menyemburkan sebanyak 36 mil kubik, menciptakan kawah dengan diameter tujuh kilometer dengan kedalaman kawah 800 meter, dan keliling kawahnya 16 kilometer, mengalahkan letusan Gunung Krakatau yang menyemburkan lima kilometer kubik dan letusan tersebut menimbulkan lubang kawah selebar lima kilometer dengan kedalaman kawah 500 meter. Ledakan dahsyat tersebut menyebabkan Gunung Tambora dengan ketinggaian di atas 4.000 mdpl menjadi 2.851 mdpl.

Debu halus yang disemburkan dari letusan Gunung Tambora menutupi langit di atas wilayah yang luas sekali dengan radius 200 mil yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi hujan abu di kawasan seluas 900 mil. Hal yang menarik dari peristiwa ini adalah lapisan debu yang menyembur ternyata telah menghambat sinar Matahari untuk mencapai Bumi yang mengakibatkan terjadinya perubahan musim secara tiba-tiba di beberapa bagian Bumi dan temperatur udara mengalami perubahan drastis di dunia. Pada musim panas tahun 1815 di belahan Bumi sebelah utara menjadi musim dingin karena kurangnya sinar matahari yang mampu menembus ke Bumi. Masyarakat di Pulau Sumbawa mengalami kelaparan. Tanah pertanian tertutup debu dan tidak bisa diolah sehingga dalam waktu singkat sekitar 700.000 sampai 80.000 penduduk tewas karena kelaparan yang melanda Pulau Sumbawa dan juga Pulau Lombok.

Sebelumnya pernah terjadi pula letusan Gunung Tambora pada tahun 1812 sehingga penduduk Sanggar menyaksikan kejadian tersebut, walaupun tidak sedahsyat tahun 1815. pada tanggal 5 April 1815 dentuman letusan gunung ini terdengar sampai ke Jakarta (1.250 kilometer) dan Ternate (1.400 kilometer). Hujan abu pertama jatuh di Besuki, Jawa Timur. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815 dentuman letusan Gunung Tambora terdengar sampai ke Pulau Bangka (1.500 kilometer) dan Bengkulu (1.775 kilometer) dan gempa bumi yang terjadi bersamaan dengan letusan gunung ini terdengar sampai Surabaya (600 kilometer) dan mengakibatkan 92.000 orang meninggal dunia. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah korban letusan Gunung Krakatau yaitu sejumlah 36.000 orang.


Read more

5. Gunung Merbabu, Jawa Tengah

2
Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.
Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Terdapat 2 buah puncak yakni puncak Syarif (3119m) dan puncak Kenteng Songo (3142m). Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan, (Kopeng / Salatiga) Wekas (Kaponan / Magelang) atau dari selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara (Wekas, Cunthel, Thekelan) turun kembali lewat jalur selatan (Selo).

Pemandangan yang sangat indah dapat disaksikan disepanjang perjalanan tersebut. Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya Gn. Merapi, Gn.Telomoyo, Gn.Ungaran. Gunung Merbabu ini membentuk garis deretan gunung berapi ke arah utara Merapi - Merbabu - Telomoyo - Ungaran.
Read more

4. Gunung Bromo, Jawa Timur


Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi aktif. Gunung dengan ketinggian 2.392 mdpl ini terletak di empat kabupaten sekaligus, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Titik kordinatnya 7° 56′ 30″ LU dan 112° 57′ 0″ BT.
Gunung Bromo merupakan salah satu obyek pariwisata favorit di Jawa Timur bahkan Indonesia. Pesona tercantik dari gunung Bromo antara lain keindahan sunrise (pemandangan matahari terbit), padang pasir seluas, dan sepasang kawah aktifnya. Pun tradisi upacara suci Yadnya Kasada atau Kasodo yang diselenggarakan masyarakat Tengger.

Gunung Bromo berasal dari kata Brahma (salah seorang Dewa agama Hindu). Bromo merupakan gunung api yang masih aktif dan terkenal sebagai icon wisata Jawa Timur. Gunung ini tidak sebesar gunung api lainnya di Indonesia tetapi memiliki pemandangannya yang spektakuler dan dramatis. Keindahannya yang luar biasa membuat wisatawan yang mengunjunginya akan berdecak kagum.

Dari puncak Gunung Penanjakan di ketinggian 2.770 m, wisatawan dari seluruh dunia datang untuk melihat sunrise Gunung Bromo. Pemandangannya sungguh menakjubkan dan yang akan Anda dengar hanya suara jepretan kamera wisatawan saat menangkap momen yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. Saat sunrise sangat luar biasa dimana Anda akan melihat latar depan Gunung Semeru yang mengeluarkan asap dari kejauhan dan matahari bersinar terang naik ke langit.

Gunung Bromo dihuni oleh masyarakat suku Tengger yang meyakini bahwa Gunung Bromo merupakan tempat dimana seorang pangeran mengorbankan hidup untuk keluarganya. Masyarakat di sini melakukan festival Yadnya Kasada atau Kasodo setahun sekali dengan mempersembahkan sayuran, ayam, dan uang yang dibuang ke dalam kawah gunung berapi untuk dipersembahkan kepada dewa.
Read more

3. Gunung Kerinci, Sumatera


Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia yang dikelilingi hutan Taman Nasional Kerinci Seblat dan juga merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi . Keindahan dan kemegahan alamnya dijuluki sebagai "Sekepal Tanah Surga yang tercampakkan ke Bumi".

Gunung setinggi 3.805 meter diatas pemukaan laut tersebut memanjang dari utara ke selatan dengan lebar 13 km dan panjang 23 km. Kawahnya seluas 600 meter berada di sisi timur laut puncak gunung dengan air berwarna kekuningan yang memukau.

Di kawasan gunung ini tumbuh beragam flora seperti pohon mahoni, bunga raflesia, suweg raksasa (Amorphophallus titanum). Untuk fauna yang ada di dalamnya adalah tapir (Tapirus indicus), kus-kus (Tarsius bancanus), gajah, siamang, gibbon, monyet ekor panjang, dan juga ada sekira 140 jenis burung. Gunung Kerinci termasuk salah satu gunung yang digemari pecinta alam dan pendaki dari Nusantara maupun mancanegara. Jalur pendakiannya terbilang lengkap mulai dari jalur beraspal, jalur aliran sungai kecil, jalur berbatu cadas, jalur pasir, jalur dengan rumput dan pepohonan tinggi, hingga jalur tanjakan dengan kemiringan 60 derajat.

Pendakian menuju puncak Gunung Kerinci memakan waktu selama dua hari. Untuk itu Anda sangat perlu persiapan cermat dan membawa perlengkapan pendakian. Selama pendakian dipastikan akan Anda temui berbagai hal menantang, mulai dari bentuk jalur pendakian, satwa penghuni hutan Gunung Kerinci, serta berbagai jenis pepohonan dan semak liar hijau.

Pendakian ke puncak Gunung Kerinci akan memberi Anda sensasi dan pengalaman yang sulit diungkapkan kata-kata. Kicauan burung, suara binatang hutan, hingga merasakan segarnya air gunung membasahi dahaga saat pendakian.

Setibanya di puncak maka tidak ada yang bisa menandingi upah dari pendakian yang melelahkan yaitu sensasi kepuasan batin. Anda akan merasa sangat kecil di hadapan alam semesta ini dengan nuansa pepohonan lebat tinggi membenamkan rasa bahwa Bumi adalah rumah sejati Anda yang perlu dijaga.

Pemandangan luar biasa indah diatapi cakrawala membentang biru. Anda akan menyaksikan kawah Gunung Kerinci, lanskap Kota Jambi, Padang, Bengkulu, Danau Kerinci, dan Danau Gunung Tujuh, bahkan juga Samudera Hindia yang membentang indah di kejauhan. Inilah sebuah pengalaman yang tidak bisa dibayar dengan sejumlah uang.
Read more

2. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat



Gunung Rinjani yang megah merupakan gunung api besar yang menjulang tinggi di kawasan Pulau Lombok. Mendaki puncak gunung Rinjani dapat menjadi pengalaman menggembirakan yang dapat Anda rasakan. Dengan ketinggian 3.726 m, Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia. Memang mendaki ke puncak Gunung Rinjani tidaklah mudah namun sepadan rasanya jika Anda telah sampai di puncak dan menikmati salah satu pemandangan yang terindah yang mengagumkan.

Di sekitar lereng Gunung Rinjani terdapat hutan lebat yang terperciki air terjun yang dikelilingi pemandangan yang luar biasa indahnya.
Di dalam kawasan gunung terdapat danau berbentuk sabit yaitu danau Segara Anak yang luar biasa berjarak sekitar 6 km bersebrangan dengan titik terlebarnya. Danau sulfur ini berada 600 m di bawah lereng kawah. Air yang naik dari danau ini ialah gunung api yang baru yaitu Gunung Baru yang merupakan akibat dari erupsi bertubi-tubi tahun 1990an. Segara Anak merupakan tempat spiritual. Orang Bali datang kesini setiap tahun dan mengadakan upacara yang disebut pekelan dimana perhiasan ditempatkan di danau sebagai persembahan kepada roh gunung. Masyarakat Wetu Telu juga menganggap danau tersebut sebagai tempat suci dan mereka datang ke sini untuk berdoa pada malam bulan purnama.

Gunung Rinjani terbentang di Taman Nasional Gunung Rinjani. Taman dengan luas 41.330 ha dan di dalamnya terdapat zona transisi Garis Wallacea. Di tempat inilah flora dan fauna tropis Asia Tenggara bertemu dengan flora dan fauna Australia.

Taman Nasional ini didirikan tahun 1997 dan merupakan salah satu dari 40 taman nasioanl yang ada di Indonesia. bagi para wisatawan, rute trek Rinjani yang berlangsung selama 3 hari meliputi trekking dari Senaru ke lereng kawah, menuruni kawah danau lalu berlanjut ke Sembalun Lawang yang dianggap sebagai salah satu tempat penjelajahan terbaik di Asia Tenggara. Para trekker yang sejati biasanya meneruskan perjalanan ke puncak gunung berapi. Gunung berapi ini dapat ditempuh dari Sembalun Lawang dan menghabiskan waktu 4 hari yang berakhir di Senaru.
Read more

1. Gunung Semeru, Jawa Timur


Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa. Gunung dengan puncaknya yang bernama Mahameru, setinggi 3.676 m dpl. Gunung yang berlokasi di Jawa Timur (Kabupaten Malang dan Lumajang) terletak di antara 8° 6′ 28″ LS, 112° 55′ 12″ BT.

Gunung Semeru adalah gunung jenis stratovolcano aktiv yang berada didalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Kawasan ini berada dilahan seluas 50.273,3 Hektar.

Pendaki Gunung akan disuguhi pemandangan tercantik mulai dengan keberadaan Oro – oro Ombo, sebuah padang bunga yang sangat cantik. Juga danau Ranu Kumboro dengan pesona sunrise-nya dan Kalimati, sebuah spot unik dengan hamparan pasir hitamnya. Tidak kalah menarik adalah pemandangan dari puncak tertingginya, Puncak Mahameru.

Tanah tertinggi di pulau Jawa, Ranu Kumbolo, Soe Hok Gie, dan Film 5 cm. mungkin inilah beberapa kata yang terlintas dalam pikiran saat ini ketika kamu mendengar kata “Semeru”. Kata-kata itu seolah memiliki daya magnet tersendiri bagi pendengarnya yang tidak hanya terbatas pada kelompok pencinta alam maupun traveller.

Gunung Semeru memiliki tempat yang khusus bagi umat Hindu dan Budha di Indonesia pada umumnya. karena gunung ini dipersonifikasikan sebagai gunung suci yang berada di India. dalam kosmologi Hindu dan Budha Semeru berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti Sumeru “Meru Agung” adalah pusat alam semesta baik secara fisik maupun metafisik (spiritual). Gunung ini dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para Dewa (Siwa). Gunung ini juga dianggap sebagai “Lingga Acala” lingga yang tidak bergerak sekaligus juga berarti lingga yang bukan diciptakan oleh manusia. Dalam bahasa Jawa Kuno, Acala memang juga diartikan gunung atau karang.. Dalam Teks-teks “Purana” India yang tergolong kitab Upaweda (penjelasan lebih lanjut atas Weda) memang menyebutkan Tuhan Yang Mahatunggal bersemayam di puncak Mahameru, yang dikenal juga dengan nama Gunung Kailasa atau Gunung Himawan.

Legenda Gunung Semeru, dalam kitab Tantu Panggelaran berbahasa Jawa Tengah, dalam bentuk prosa menceritakan, ketika tanah Jawa masih tidak seimbang, belum stabil, Batara Guru menitahkan para Dewa memenggal puncak Gunung Mahameru dari tanah Bharatawarsa (India) untuk dibawa ke Jawa. Titah itu laksanakan para Dewa. Puncak Gunung Mahameru akhirnya dipenggal, kemudian diterbangkan ke tanah Jawa dan Jatuh disisi barat pulau Jawa, tanah Jawa berguncang. Bagian timur Jawa terangkat, sedangkan bagian barat Jawa justru malah tenggelam.

Potongan puncak Gunung Mahameru itu pun dibawa kembali ke arah timur. Sepanjang perjalanan dari barat ke bagian timur tanah Jawa, bagian-bagian puncak Gunung Mahameru itu ada yang berjatuhan. bagian-bagian yang jatuh itu akhirnya tumbuh menjadi enam gunung kecil. masing-masing Gunung Katong (Gunung Lawu, 3.265 mdpl), Gunung Wilis (2.169 mdpl), Gunung Kampud (Gunung Kelud, 1.713 mdpl), Gunung Kawi (2.631 mdpl), Gunung Arjuna (3.339 mdpl), dan Gunung Kemukus (3.156 mdpl)

Begitu sampai dibagian timur ternyata pulau Jawa masih tetap tidak seimbang. Akhirnya para Dewa pun memutuskan untuk memotong bagian puncak gunung Semeru kemudian menjatuhkanya disebelah barat laut, dan potongan ini membentuk gunung baru, yakni Gunung Pawitra, atau yang sekarang akrab kita kenal dengan nama Gunung Pananggungan. Legenda gunung Semeru ini memberikan gambaran terkait penyebaran Hindu paham Siwaistis dari tanah India ke negeri Nusantara yang berpusat di tanah Jawa, dan meninggalkan pengaruh besar terhadap kepercayaan dan kebudayaan suku Tengger hingga saat ini.

Selain keindahan panorama alam dan legenda keberadaannya ternyata gunung Semeru memiliki Peninggalan Arkeologi berupa Arca (Arcopodo) dan prasasti kumbolo. Menurut Dwi Cahyono, Dosen, Arkeolog Universitas Negeri Malang dalam tulisan wawancaranya disalah satu website mengatakan, prasasti kumbolo adalah prasasti yang diperkirakan peninggalan dari kerajaan Kediri. sedangkan Arcopodo diperkirakan peningalan jaman kerajaan Majapahit.

Kerajaan masa Hindu – Budha di daerah Jawa Timur dibagi ke dalam tiga periode. Periode pertama adalah kerajaan Kediri yang memerintah sejak abad ke 10M hingga tahun 1222 M. periode kedua masa kerajaan Singosari yang memerintah tahun 1222 M hingga tahun 1293 M. dan periode ketiga masa kerajaan Majapahit yang memerintah dari tahun 1293 M hingga abad ke 6. dapat disimpulkan bahwa kedua peninggalan arkeologi Gunung Semeru adalah peninggalan purbakala yang kaya akan nilai histori dan budaya.
Read more
 

Blogger news

Blogroll

About